Film ini bercerita
tentang kehidupan Wiji Tukul, seorang sastrawan dan aktivis hak asasi manusia,
selama menjadi buronan rezim Orde Baru. Secara pribadi, saya menganjurkan
kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menonton film ini. Mengapa? Pertama, film ini sarat akan pesan
moral, khususnya bagi generasi muda yang akan memimpin bangsa ini. Kedua, agar masyarakat dapat mengetahui
sejarah bangsa Indonesia, khususnya sejarah kelam bangsa Indonesia yang selama
ini selalu ditutup-tutupi rezim penguasa. Dan yang terakhir, menonton film ini
secara langsung di bioskop berarti mendukung kemajuan film Indonesia.
Pada awal film, akan
terasa membingungkan bagi orang yang sebelumnya tidak membaca atau mencari tahu
siapa Wiji Tukul, bagaimana rekam jejaknya, dan mengapa beliau vokal menentang
rezim Orde Baru, dikarena film ini tidak menampilkan kehidupan Wiji Tukul
sebelum menjadi buronan.
Dari awal sampai
pertengahan, banyak pula puisi-puisi karya beliau yang dibacakan, dan sedikit
dialog. Namun saya rasa, hal ini yang membuat film ini bukan sekedar film
biasa, karena ada pesan yang ingin disampaikan. Walaupun dialognya sedikit,
namun secara garis besar saya bisa menangkap jalan ceritanya. Kecemasan dan
keresahan Wiji Tukul selama menjadi buronan menjadi poin utama. Hanya saja
adegan pengejarannya tidak ditampilkan.
Selain itu, agar tidak
menyinggung pihak manapun, film ini tidak menampilkan secara detail bagaimana
Wiji Tukul dikejar, siapa yang mengejarnya, dan siapa yang memerintahkannya.
Film ini menceritakan ke mana saja beliau bersembunyi, bagaimana caranya
bertahan hidup, siapa saja orang yang membantunya.
Meskipun bukan film
dengan budget besar, namun film ini
berhasil memukau para penonton. Terbukti ketika saya nonton film ini, setelah
film berakhir para penonton langsung bertepuk tangan untuk mengapresiasi karya
anak bangsa ini. Dilansir dari laman
pikiran rakyat, sebelum diputar di Indonesia, sejak Agustus 2016 film ini lebih
dulu tayang di sejumlah festival luar negeri seperti Festival del Film Locarno,
Swiss; The Pacific Meridian International Film Festival, Vladivostok, Rusia;
Filmfest Hamburg, Jerman; Festival Des 3 Contines, Prancis; International Film
Festival Rotterdam, Belanda, dan lain-lain.
Kesimpulannya saya
sangat puas bisa menonton film ini secara langsung dan sangat direkomendasikan.
Bila diperkenankan memberi penilaian, maka saya memberikan rating 8/10 untuk
film ini.
Sekian review dari saya
selaku penikmat film.
0 komentar: