Minggu, 22 Mei 2016

Pahlawan yang Terlupakan


Source: http://1.bp.blogspot.com/

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Kata-kata tersebut dikutip dari pidato Bapak Proklamator bangsa Indonesia Ir. Soekarno saat peringatan hari pahlawan 10 November 1961. Sebagai bangsa yang besar Indonesia sudah sepatutnya menghargai jasa-jasa para pahlawannya, karena tanpa mereka tentunya negara Indonesia tidak akan pernah ada seperti saat ini. Salah satu cara yang dilakukan untuk menghormati jasa para pahlawan adalah dengan memperingati hari pahlawan pada setiap 10 November.

Pada hari pahlawan kita melakukan berbagai macam kegiatan untuk menghargai perjuangan mereka, seperti melaksanakan upacara bendera, mengheningkan cipta, mengunjungi taman makam pahlawan yang telah gugur. Namun perlu diingat bahwa pahlawan-pahlawan tersebut sudah tidak ada, sementara masih ada banyak pahlawan-pahlawan lainnya yang masih hidup namun kurang mendapat perhatian dan penghargaan dari kita. Mereka sudah kehilangan keluarga, rumah, harta, bahkan anggota tubuh mereka.


Sering kali kita melupakan para pahlawan yang masih hidup, yang pengorbanannya dapat kita lihat melalui kehilangan atau kerusakan anggota tubuh mereka. Pengorbanan mereka tampaknya sudah dilupakan oleh bangsanya sendiri dan tinggal menjadi kenangan. Bahkan mungkin hanya sedikit dari kita yang tahu bahwa setiap 19 Mei adalah peringatan hari korps cacat veteran Indonesia di mana mereka yang tergabung dalam organisasi ini juga merupakan pahlawan Indonesia, terlebih lagi di antara mereka banyak yang masih hidup.

Korps Cacat Veteran Indonesia (KCVRI) adalah sebuah organisasi yang dibentuk oleh pemerintah bagi mereka yang mengalami kerusakan atau kehilangan anggota tubuhnya karena harus berjuang untuk bangsa dan negara. Korps Cacat Veteran Indonesia beranggotakan para veteran yang berhasil lolos dari maut saat demi kesatuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Penyebab cacat yang mereka dapatkan ada berbagai hal, seperti tertembak, terkena bom, ranjau sehingga harus diamputasi, bahkan tak sedikit yang diamputasi paksa karena tertangkap oleh musuh mereka. Walaupun demikian, pengorbanan mereka tidak sia-sia karena Indonesia sudah menjadi bangsa yang merdeka.

Namun penghargaan yang diberikan pemerintah kepada mereka tampaknya tidak sebanding dengan apa yang telah mereka korbankan. Bayangkan saja untuk seorang veteran hanya mendapatkan tunjangan maksimal sebesar Rp 2,3 juta. Berbanding terbalik dengan penghasilan para pejabat yang diberikan oleh pemerintah yang nilainya mencapai puluhan juta rupiah. Padahal jasa para pejabat ini tidaklah seberapa bila dibandingkan para veteran, terlebih bagi mereka yang telah kehilangan anggota tubuhnya.  Jika dinilai dari segala perjuangan dan pengorbanannya tentunya nilai tunjangan tersebut jauh dari yang seharusnya mereka dapatkan. Selain itu tak jarang di antara mereka yang saat ini tidak memiliki tempat tinggal tetap dan kesulitan untuk membayar uang sewa rumah setiap bulannya.

Mengeluh tak ada gunanya, hanya kesabaran dan keikhlasan yang mereka lakukan untuk mengisi hari-hari mereka. Tak jarang dari mereka yang kini hanya mampu berbaring di tempat tidurnya, mengingat usia mereka tak lagi muda dan kondisi tubuh mereka yang tak segagah ketika berjuang dulu. Kesabaran dan keikhlasan mereka dalam menjalani hidup harus menjadi teladan bagi kita selaku penerus bangsa. Selain itu perjuangan tanpa pamrih mereka patut kita jadikan teladan dalam melayani bekerja untuk negara. Kemerdekaan yang telah mereka peroleh hendaknya kita manfaatkan sebaik mungkin agar perjuangan dan pengorbanan mereka tidak sia-sia. Bagaimanapun juga sebuah pengorban tidak akan mampu dibalas oleh tunjangan sebesar apapun juga. Dengan melihat bangsa ini menjadi bangsa yang merdeka secara lahir dan batin semoga dapat membuat pengorbanan mereka tidak sia-sia.


Previous Post
Next Post

0 komentar: