Source: http://1.bp.blogspot.com/ |
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.
Kata-kata tersebut dikutip dari pidato Bapak Proklamator bangsa Indonesia Ir.
Soekarno saat peringatan hari pahlawan 10 November 1961. Sebagai bangsa yang
besar Indonesia sudah sepatutnya menghargai jasa-jasa para pahlawannya, karena
tanpa mereka tentunya negara Indonesia tidak akan pernah ada seperti saat ini.
Salah satu cara yang dilakukan untuk menghormati jasa para pahlawan adalah
dengan memperingati hari pahlawan pada setiap 10 November.
Pada hari pahlawan kita melakukan berbagai macam kegiatan untuk
menghargai perjuangan mereka, seperti melaksanakan upacara bendera,
mengheningkan cipta, mengunjungi taman makam pahlawan yang telah gugur. Namun
perlu diingat bahwa pahlawan-pahlawan tersebut sudah tidak ada, sementara masih
ada banyak pahlawan-pahlawan lainnya yang masih hidup namun kurang mendapat
perhatian dan penghargaan dari kita. Mereka sudah kehilangan keluarga, rumah,
harta, bahkan anggota tubuh mereka.
Sering kali kita melupakan para pahlawan yang masih hidup, yang
pengorbanannya dapat kita lihat melalui kehilangan atau kerusakan anggota tubuh
mereka. Pengorbanan mereka tampaknya sudah dilupakan oleh bangsanya sendiri dan
tinggal menjadi kenangan. Bahkan mungkin hanya sedikit dari kita yang tahu
bahwa setiap 19 Mei adalah peringatan hari korps cacat veteran Indonesia di
mana mereka yang tergabung dalam organisasi ini juga merupakan pahlawan
Indonesia, terlebih lagi di antara mereka banyak yang masih hidup.
Korps Cacat Veteran
Indonesia (KCVRI) adalah sebuah organisasi yang dibentuk oleh pemerintah bagi
mereka yang mengalami kerusakan atau kehilangan anggota tubuhnya karena harus
berjuang untuk bangsa dan negara. Korps Cacat Veteran Indonesia beranggotakan
para veteran yang berhasil lolos dari maut saat demi kesatuan dan kesejahteraan
bangsa Indonesia. Penyebab cacat yang mereka dapatkan ada berbagai hal, seperti
tertembak, terkena bom, ranjau sehingga harus diamputasi, bahkan tak sedikit
yang diamputasi paksa karena tertangkap oleh musuh mereka. Walaupun demikian,
pengorbanan mereka tidak sia-sia karena Indonesia sudah menjadi bangsa yang
merdeka.
Namun penghargaan yang
diberikan pemerintah kepada mereka tampaknya tidak sebanding dengan apa yang
telah mereka korbankan. Bayangkan saja untuk seorang veteran hanya mendapatkan
tunjangan maksimal sebesar Rp 2,3 juta. Berbanding terbalik dengan penghasilan
para pejabat yang diberikan oleh pemerintah yang nilainya mencapai puluhan juta
rupiah. Padahal jasa para pejabat ini tidaklah seberapa bila dibandingkan para
veteran, terlebih bagi mereka yang telah kehilangan anggota tubuhnya.
Jika dinilai dari segala perjuangan dan pengorbanannya tentunya nilai
tunjangan tersebut jauh dari yang seharusnya mereka dapatkan. Selain itu tak
jarang di antara mereka yang saat ini tidak memiliki tempat tinggal tetap dan
kesulitan untuk membayar uang sewa rumah setiap bulannya.
Mengeluh tak ada
gunanya, hanya kesabaran dan keikhlasan yang mereka lakukan untuk mengisi
hari-hari mereka. Tak jarang dari mereka yang kini hanya mampu berbaring di
tempat tidurnya, mengingat usia mereka tak lagi muda dan kondisi tubuh mereka
yang tak segagah ketika berjuang dulu. Kesabaran dan keikhlasan mereka dalam
menjalani hidup harus menjadi teladan bagi kita selaku penerus bangsa. Selain
itu perjuangan tanpa pamrih mereka patut kita jadikan teladan dalam melayani
bekerja untuk negara. Kemerdekaan yang telah mereka peroleh hendaknya kita
manfaatkan sebaik mungkin agar perjuangan dan pengorbanan mereka tidak sia-sia.
Bagaimanapun juga sebuah pengorban tidak akan mampu dibalas oleh tunjangan
sebesar apapun juga. Dengan melihat bangsa ini menjadi bangsa yang merdeka
secara lahir dan batin semoga dapat membuat pengorbanan mereka tidak sia-sia.
0 komentar: